Kini usia Kota Jakarta telah menginjak 483 tahun. Dan saat ini banyak gedung-gedung pencakar langit yang berdiri kokoh tegap seakan menantang arus globalisasi. Jalanan pun mulai diramaikan kendaraan bermotor, bahkan kendaraan tersebut membuat kemacetan. Tapi tahukan Anda asal muasalnya Kota Jakarta? Berdasarkan penelitian yang dilakukan pihak arkeologi, dahulu Kota Jakarta ada sebuah kehidupan masa sebelum masehi (SM) atau masanya Neolothicum. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya ditemukan prasasti Tugu yang dikeluarkan oleh Raja Tarumanegara pada abad ke-5. Lalu sekitar abad ke-12 atau pada 527, Sultan Fatahillah menyerang Portugis yang menduduki Sunda Kelapa. Dan pada 22 Juni 1527 pasukan armada Kerajaan Demak yang dipimpin Fatahillah berhasil mengalahkan Portugis. Nama Sunda Kelapa pun diganti menjadi Jayakarta pada masa kekuasaan Kerajaan Demak. Nama Jayakarta memiliki filosofi yang kuat dengan kemenangannya melawan Portugis. Jayakarta memiliki arti kota kemenangan atau kejayaan. Namun nama Jayakarta diubah lagi pada masa penjajahan Belanda, yakni diubah menjadi Batavia. Nama Batavia pun kemudian diubah kembali menjadi Jayakarta atau Jakarta sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. 22 Juni ditetapkan sebagai hari jadinya. Selain itu, Jakarta pun kembali digunakan sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Jika Anda mau lebih tahu sejarah Kota Jakarta silahkan mendatangi Museum Sejarah Kota Jakarta atau lebih dikenal dengan Museum Fatahillah. Di Museum ini, dengan hanya membayar tiket 2.000 rupiah per orang, Anda bisa lebih mengenal sejarah Kota Jakarta. Meseum yang berada di Kota Tua Jakarta ini mulai dibangun pada 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen, dengan fungsi sebagai gedung Balaikota. Dan sempat beberapa kali berganti fungsi. Hingga pada akhirnya, 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta. Lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 30 Maret 1974. Jika berkunjung ke Meseum Sejarah Jakarta Anda akan dimanjakan dengan adanya air mancur di tengah Taman Fatahillah. Nama taman Fatahillah diciptkan untuk mengenang Panglima Fatahillah. Selain itu, menurut penjaga museum, di Meseum Sejarah Jakarta ini terdapat ribuan koleksi, diperkirakan lebih dari 23.000 buah. Dari semua koleksi tersebut berasal dari warisan Museum Djakarta Lama."Koleksi berasal dari warisan Museum Djakarta Lama, hasil pengadaan Pemerintah DKI Jakarta, hasil ekskavasi (penggalian arkeologi), sumbangan perorangan maupun institusi," ujarnya kepada Era Baru Net. Dari beberapa koleksi tersebut ada yang terbat dari bahan material baik yang sejenis maupun campuran, meliput logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, kain, kulit, kertas dan tulang. Yang menjadi unggulan dari Museun Sejarah Jakarta ini adalah Meriam Si Jagur, Pemisah ruang bergaya Baroque dari abad ke-18, pedang eksekusi, lukisan Gubernur Jenderal VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan berbagai macam senjata. Namun museum yang kita cintai ini tidak luput dari tangan-tangan jahil, ada dibeberapa sudut ruangan yang masih dicoret-coret pengunjung. Museum adalah tempat penyimpanan dari budaya bersejarah, alangkah baiknya tetap dijaga dan dirawat. |
Cari Blog Ini
Minggu, 20 Februari 2011
Kota Jakarta, dari Dulu Hingga Kini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar